TEORI PERMINTAAN TENAGA KERJA DALAM JANGKA PENDEK
2. Tahap penurunan AP dengan produk marginal (marginal product – MP) yang positif; dan
3. Negatif MP.
Tahap-tahap produksi dalam jangka pendek dapat diidentifikasi dalam gambar 1. Untuk penyederhanaan digambarkan bahwa produksi fisik total (total physical product - TPP) ditentukan oleh dua input, yaitu input 1 (x1) dan
input 2 (x2). MPPx1
atau marginal physical product of x1 adalah jumlah tambahan
output (TPP) yang diproduksi dengan tambahan unit x1, ceteris
paribus x2 (x20). APPx1 atau average
physical product of x1 menunjukkan jumlah output per unit x1
atau rata-rata produksi per unit x1.
Tahap
produksi I dan III menggambarkan perilaku produsen yang irrasional,
sedangkan tahap produksi II menggambarkan perilaku produsen yang rasional.
Pada tahap produksi I, jika produksi berhenti pada saat MPPx1
maksimum, menunjukkan bahwa penggunaan input tersebut belum optimal atau masih
ada input x1 yang menganggur. Karakteristik permintaan x1
dapat ditunjukkan oleh kurva MPPx1. Pada tahap ini kurva permintaan
input x1 berhubungan positif dengan harga input tersebut. Artinya,
pada tahap ini walaupun harga input meningkat, maka produsen akan terus
menambah penggunaan x1. Kurva
permintaan x1 tidak elastis terhadap harga input tersebut.
Biasanya perilaku ini terjadi pada infant industry atau industri yang
baru berdiri. Selanjutnya, karakteristik lain dalam tahap ini adalah bahwa
produsen memiliki elastisitas produksi (Ep) lebih besar dari 1. Hal
ini disebabkan oleh lebih besarnya MMPx1 dari APPx1.
Elastisitas
produksi atau output terhadap input dapat diturunkan dari fungsi produksi. Dari
fungsi produksi yang digambarkan dalam gambar 1, secara umum elastisitas
produksi terhadap input ke-i adalah :

Gambar 3. TPP, APP, MPP dan Tahap-Tahap Produksi
Dalam
jangka panjang, semua input (x1 dan x2) memiliki peluang
untuk berubah secara bersamaan. Perubahan proporsional dalam output sebagai akibat dari perubahan
proporsional seluruh input dikenal dengan konsep return to scale (RTS)
atau disebut juga dengan elasticity of scale (Coelli, 1998; 19).
Terdapat tiga jenis RTS, yaitu increasing return to scale (IRS), constant
return to scale (CRS) dan decreasing return to scale (DRS).
Informasi return to scale dari suatu proses produksi dapat diketahui dengan
cara menjumlahkan elastisitas produksi terhadap setiap atau seluruh input yang
digunakan (). Jika
> 1, maka dapat
diartikan bahwa fungsi produksi tersebut bersifat increasing return to scale (IRS), jika
= 1, maka dapat
diartikan bahwa fungsi produksi tersebut bersifat constant return to scale (CRS), sedangkan jika jika
= 1, maka dapat
diartikan bahwa fungsi produksi tersebut bersifat diminishing return to scale (DRS). Sifat IRS dalam fungsi produksi
mencerminkan bahwa kenaikan/penurunan penggunaan seluruh input secara
proporsional akan meningkatkan/menurunkan output secara proporsional dengan
persentase kenaikan/penurunan yang lebih besar dari kenaikan/penurunan input.
Sifat CRS mencerminkan bahwa kenaikan/penurunan penggunaan input secara
proporsional akan
meningkatkan/menurunkan output secara proporsional dengan persentase
kenaikan/penurunan yang sama besarnya dengan kenaikan/penurunan input.
Sedangkan sifat DRS dalam fungsi produksi mencerminkan bahwa kenaikan/penurunan
penggunaan input secara proporsioonal akan meningkatkan/menurunkan output
secara proporsional dengan persentase kenaikan/penurunan yang lebih kecil dari
kenaikan/penurunan input.
Pada tahap produksi II, terlihat bahwa pertumbuhan TPP yang terkait dengan kenaikan input x1 mulai melambat. Tahap ini dimulai pada saat MPPx1 sama dengan APPx1 maksimum dan berakhir pada saat MPPx1 mencapai titik nol atau tambahan input x1 tidak memberikan tambahan terhadap output. Pada tahap ini, tambahan setiap input x1 oleh produsen akan memberikan tambahan terhadap output yang semakin menurun, sehingga kurva MPPx1 dan APPx1 pada tahap ini memiliki kemiringan yang negatif. Oleh karena itu pada tahap ini berlaku hukum hasil fisik marginal yang semakin berkurang (the law of diminishing marginal returns). Pada tahap ini pula, perilaku produsen dikategorikan rasional. Hal ini tercermin pula pada kurva permintaan input x1 yang diwakili oleh MPPx1. Kemiringan negatif MPPx1 menunjukkan bahwa permintaan input x1 berhubungan negatif dengan harga input tersebut. Permintaan produsen terhadap input x1 menjadi elastis dibandingkan dengan tahap produksi I. Selanjutnya pada tahap ini menunjukkan bahwa respon produksi terhadap persentase perubahan input x1 kurang elastis. Dengan perkataan lain, persentase perubahan output lebih rendah dibandingkan dengan persentase perubahan input x1. Hal ini disebabkan oleh lebih rendahnya tambahan output sebagai akibat tambahan input x1 dibandingkan dengan rata-rata produksi x1 (MPPx1 < APPx1).
Pada tahap produksi III, terlihat bahwa output mulai menurun. Tambahan input x1, tidak akan memberikan tambahan terhadap output dalam tahap produksi ini. Malahan tambahan input tesebut dapat menyebabkan penurunan terhadap output, jika produsen tidak menambah input x2. Kasus ini tercemin pula oleh negatifnya MPPx1, yang mencerminkan bahwa tambahan input akan menyebabkan penurunan terhadap output. Akibatnya respon produksi terhadap input menjadi tidak elastis.
Berdasarkan
teori produksi di atas, parameter elastisitas produksi terhadap input
memberikan informasi tentang bagaimana respon output terhadap input tersebut.
Respon output terhadap tenaga kerja misalnya, memberikan informasi besarnya
perubahan output atas perubahan penggunaan tenaga kerja. Kenyataanya tenaga
kerja memiliki spesifikasi pendidikan dan keahlian tertentu, jika parameter ini
diperluas untuk spesifikasi tenaga kerja tersebut, maka parameter tersebut
menginformasikan spesifikasi tenaga kerja seperti apa yang mampu menunjang
kenaikan produksi suatu perusahaan.

maka, tingkat perubahan keuntungan sebagai akibat dari perubahan tenaga kerja didefinisikan sebagai berikut :

“P”
adalah harga output, “fL” adalah marginal
productivity of labor dan “w” adalah upah. Dengan demikian persamaan tersebut dapat didefinisikan kembali sebagai berikut :
Berdasarkan persa
Referensi
Mankiw, Gregory N, 2003,”Teori Makroekonomi”, Jakarta, Erlangga, Ed-5, alih
bahasa oleh Nurmawan Iman.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda