Selasa, 10 Agustus 2021

TEORI EKONOMI KONSUMEN

TEORI EKONOMI KONSUMEN

Artikel ini menampilkan catatan pribadi Saya ketika memelajari Teori Mikroekonomi yang bersumber dari :
Henderson, J. M., & Quandt, R. E. (1958). Microeconomic Theory : a Mathematical Approach. (S. E. Harris, Ed.) New York: McGraw-Hill.

Berikut link untuk contoh pembelajaran mikroekonomi dengan menggunakan software Microsoft Mathematics :
๐Ÿš€

Asumsi Terhadap Perilaku Konsumen

Konsumen berperilaku rasional dalam memutuskan pilihannya. Misal berperilaku simetris, transitif dan reflektif.
Contoh perilaku simetris :
ยง  A r B, B r A ; A lebih disukai dari B, sedemikian hingga B tidak lebih disukai dari A
ยง  A I B, dan B I A ; A indifference terhadap B dan B indifference terhadap A
Contoh perilaku transitif

ยง  A r B, B r C, sedemikian hingga A r C

ยง  A I B, B I C, sedemikian hingga A I C

Konsumen dihadapkan pada dua pilihan komoditi, misalnya q1 dan q2, sehingga kepuasan konsumen adalah fungsi dari kedua komoditi tersebut atau ditulis dengan :

U = f (q1, q2)

Dengan demikian pendapatan seorang konsumen hanya didistribusikan untuk kedua komoditi tersebut. Pengeluaran konsumen (Y) merupakan penjumlahan atas nilai komoditi 1 dan nilai komoditi 2 pada harga pasar yang berlaku untuk kedua komoditi tersebut. Atau ditulis dengan :

Y = P1.q1 +  P2.q2

Anggaran memiliki sifat membatasi kepuasan.

Hukum Permintaan

Berdasarkan asumsi tersebut, kita bisa pelajari kepuasan optimal seorang konsumen.

Jika Y = P1.q1 +  P2.q2 , maka Y/P1 adalah jumlah q1 yang dapat diperoleh konsumen tanpa menghiraukan pilihannya terhadap q2, dan Y/P2 adalah jumlah q2 yang dapat diperoleh konsumen tanpa menghiraukan pilihannya terhadap q1Dengan demikian garis anggaran (budget line) konsumen digambarkan sebagai berikut :

Konsumen yang akan memaksimisasi kepuasan atas komoditi 1 dan komoditi 2 dibatasi oleh batas anggarannya. Menurut teori Marshall, konsumen biasanya akan memaksimisasi kepuasan dengan anggaran tertentu. Dengan kebiasaan seperti itulah seorang konsumen akan memutuskan berapa banyak komoditi 1 dan komoditi 2 yang harus ia beli. Secara matematis diuraikan sebagai berikut :

U   = q1.q2                ยฎ dimaksimisasi

Yo = P1.q1 +  P2.q2   ยฎ kendala

Secara simultan dapat dirangkum dalam fungsi lagrarian sebagai berikut :

Z    = q1.q2l(Yo - P1.q1 -  P2.q2)

Turunan parsial dari Z terhadap q1, q2 dan l adalah :


dZ/dq1     = q2lP1 = 0 ยฎ l = q2/P1          sehingga l = q2/P1 = q1/P2

dZ/dq2     = q1lP2 = 0 ยฎ l = q1/P2

dZ/dl      = Yo - P1.q1 -  P2.q2 = 0

Karena l = q2/P1 = q1/P2, maka diinterpretasikan bahwa q2/P1 = q1/P2. Nilai tukar antar komoditi tersebut adalah

q1 = (P2/P1) q2 ยฎ nilai tukar q1 atas q2

q2 = (P1/P2) q1 ยฎ nilai tukar q2 atas q1

Dengan memasukan nilai tukar antar komoditi tersebut terhadap dZ/dl, maka akan diperoleh q1* dan q2* atau jumlah komoditi 1 dan komoditi 2 yang memaksimumkan kepuasan konsumen.

Besarnya komoditi 1 (q1*) yang memaksimisasi kepuasan diperoleh dengan cara mensubstitusikan nilai tukar q2 atas q1 kedalam dZ/dl.

dZ/dl      = Yo - P1.q1 -  P2.q2           = 0

                  Yo - P1.q1 -  P2 (P1/P2) q1= 0

                  Yo - P1.q1 -  P1.q1               = 0

                  Yo - 2P1.q1     = 0

                  q1* = Yo/2P1

Jika Yo dan P1 exogen, maka jumlah q1* dapat ditentukan secara kuantitatif. Berdasarkan pada uraian tersebut, maka diidentifikasi terdapat hubungan positif antara pendapatan dengan permintaan komoditi 1, dan akan terdapat hubungan negatif antara harga komoditi 1 dengan permintaan komoditi 1. Kenaikan pendapatan akan meningkatkan permintaan komoditi 1, sedangkan semakin mahal harga komoditi 1, maka akan menurunkan permintaan terhadap komoditi 1 tersebut.

Selanjutnya. besarnya komoditi 2 (q2*) yang memaksimisasi kepuasan diperoleh dengan cara mensubstitusikan nilai tukar q1 atas q2 kedalam dZ/dl.

dZ/dl      = Yo - P1.q1 -  P2.q2           = 0

                  Yo - P1(P2/P1) q2 -  P2.q2 = 0

                  Yo โ€“ P2.q2 -  P2.q2              = 0

                  Yo - 2P2.q2     = 0

                  q2* = Yo/2P2

Jika Yo dan P2 exogen, maka jumlah q2* dapat ditentukan secara kuantitatif. Berdasarkan pada uraian tersebut, maka diidentifikasi terdapat hubungan positif antara pendapatan dengan permintaan komoditi 2, dan akan terdapat hubungan negatif antara harga komoditi 2 dengan permintaan komoditi 2. Kenaikan pendapatan akan meningkatkan permintaan komoditi 2, sedangkan semakin mahal harga komoditi 2, maka akan menurunkan permintaan terhadap komoditi 2 tersebut.

Diperlukan suatu pembuktian atau pengujian apakah jumlah q1* dan q2* benar-benar memaksimumkan kepuasan. Untuk itu harus diidentifikasi terlebih dahulu nilai determinannya. Untuk melakukan pengujian ini dapat didekati dengan Border Hessian Matrix (BHM). Sebelum melakukan uji determinan dengan BHM, turunan kedua dari lagrarian tersebut adalah :

Nilai determinan dari BHM tersebut adalah :

|H| = (0 + P1.P2 + P1.P2) โ€“ (0+0+0) = 2P1.P2 > 0

Artinya kepuasan konsumen berhubungan positif dengan komoditi yang di belinya. |H| dapat membentuk kurva sebagai berikut :

Jumlah q1* dan q2* berada pada jumlah yang memaksimumkan kepuasan. Dalam gambar jika komoditi total (Q) dikurangi kepuasan tetap meningkat, sebaliknya jika komoditi total (Q) kepuasan tetap meningkat juga.

Kesimpulan dari konsumen yang berperilaku Marshallian adalah permintaan konsumen akan suatu komoditi hanya ditentukan oleh harga komoditi tersebut dan pendapatannya. Oleh karena itu harga komoditi lain dalam perilaku tersebut tidak turut menentukan permintaan suatu komoditi.

 

Sebaliknya, ada pula konsumen yang berperilaku meminimisasi pengeluaran/pendapatan (Y) untuk memperoleh kepuasan tertentu (Uo). Perilaku ini disebut dengan perilaku Hicksian. Dengan kebiasaan ini pula konsumen dapat mentukan pilihan-pilihannya atas beragam komoditi yang tersedia di pasar. Perilaku ini secara matematis diuraikan sebagai berikut :

U   = q1.q2                ยฎ Kendala

Yo = P1.q1 +  P2.q2   ยฎ Diminimisasi

Secara simultan dapat dirangkum dalam fungsi Lagrangian sebagai berikut :

๐  = P1.q1 +  P2.q2 - l ( Uo - q1.q2)

Turunan parsial dari Z terhadap q1, q2 dan l adalah :


d๐/dq1   = P1lq2 = 0 ยฎ l = P1/q2          sehingga l = P1/q2 = P2/q1

d๐/dq2   = P2lq1 = 0 ยฎ l = P2/q1

d๐/dl    = Uo - q1.q2= 0

Karena l = P1/q2 = P2/q1, maka diinterpretasikan bahwa P1/q2 = P2/q1. Nilai tukar antar komoditi tersebut adalah

q1 = (P2/P1) q2 ยฎ nilai tukar q1 atas q2

q2 = (P1/P2) q1 ยฎ nilai tukar q2 atas q1

Dengan memasukan nilai tukar antar komoditi tersebut terhadap d๐/dl, maka akan diperoleh q1* dan q2* atau jumlah komoditi 1 dan komoditi 2 yang memaksimumkan kepuasan konsumen.

Selanjutnya besarnya komoditi 1 (q1*) yang dapat meminimisasi pengeluaran diperoleh dengan cara mensubstitusikan nilai tukar q1 atas q2 kedalam d๐/dl.

d๐/dl    = Uo - q1.q2 = 0

                  Uo - q1. (P1/P2) q1   = 0

                  Uo - (P1/P2) q12      = 0

                  q12 = Uo/(P1/P2)

                  q12 = Uo.(P2/P1)

                  q1* = {Uo.(P2/P1)}1/2 atau ร– Uo.(P2/P1)

Jika Yo, P1 dan P2 exogen, maka jumlah q1* dapat ditentukan secara kuantitatif. Permintaan konsumen akan komoditi 1 menurut Hicks adalah fungsi dari harga komoditi 1, harga komoditi 2 dengan kepuasan tertentu. Semakin mahal harga komoditi 1, maka permintaan atas komoditi 1 tersebut akan semakin menurun. Sedangkan semakin mahal harga komoditi 2, maka akan meningkatkan permintaan konsumen atas komoditi 1. Berdasarkan pada fungsi permintaan komoditi 1 dapat diidentifikasi terdapat hubungan saling mengganti antara komoditi 1 dengan komoditi 2, atau lebih dikenal dengan hubungan substitusi.

Selanjutnya besarnya komoditi 2 (q2*) yang dapat meminimisasi pengeluaran diperoleh dengan cara mensubstitusikan nilai tukar q2 atas q1 kedalam d๐/dl.

d๐/dl    = Uo - q1.q2 = 0

                  Uo - (P2/P1)q2.q2.    = 0

                  Uo - (P2/P1) q22      = 0

                  q22 = Uo/(P2/P1)

                  q22 = Uo.(P1/P2)

                  q2* = {Uo.(P1/P1)}1/2 atau ร– Uo.(P1/P2)

Jika Yo, P1 dan P2 exogen, maka jumlah q2* dapat ditentukan secara kuantitatif. Permintaan konsumen akan komoditi 2 menurut Hicks adalah fungsi dari harga komoditi 2, harga komoditi 1 dengan kepuasan tertentu. Semakin mahal harga komoditi 2, maka permintaan atas komoditi 2 tersebut akan semakin menurun. Sedangkan semakin mahal harga komoditi 1, maka akan meningkatkan permintaan konsumen atas komoditi 2. Berdasarkan pada fungsi permintaan komoditi 2 dapat diidentifikasi terdapat hubungan saling mengganti antara komoditi 2 dengan komoditi 1.

Diperlukan suatu pembuktian atau pengujian apakah jumlah q1* dan q2* benar-benar meminimisasi pengeluaran konsumen. Untuk itu harus diidentifikasi terlebih dahulu nilai determinannya. Untuk melakukan pengujian ini dapat didekati dengan Border Hessian Matrix (BHM). Sebelum melakukan uji determinan dengan BHM, turunan kedua dari lagrarian tersebut adalah :


Nilai determinan dari BHM tersebut adalah :

|H| = (0 - l.q1.q2 - l.q1.q2) โ€“ (0+0+0) = -2l.q1.q2<0

Artinya pengeluaran konsumen berhubungan negatif dengan komoditi total yang dibelinya. Secara grafis digambarkan sebagai berikut :

Jika Q ditambah, maka pengeluaran menurun, dan sebaliknya jika Q dikurangi, maka pengeluaran juga menurun. Kondisi perlu menjamin bahwa jumlah komoditi yang dibeli oleh seorang konsumen akan meminimisasi pengeluarannya.

      Terdapat perbedaan antara teori permintaan Hicksian dengan Marshallian yang telah dikemukakan sebelumnya. Menurut Hicks, permintaan seorang konsumen terhadap suatu komoditi ditentukan oleh harga komoditi itu dan harga komoditi-komoditi lainnya dengan tingkat kepuasan tertentu. Pendapatan tidak mendeterminasi permintaan konsumen secara langsung, tetapi dapat dijamin bahwa jumlah komoditi-komoditi tersebut akan sesuai dengan jumlah pendapatannya.

Jika ditelaah lebih lanjut, dalam fungsi permintaan Hicks, kepuasaan turut mendeterminasi permintaan konsumen terhadap suatu komoditi. Dalam mazhab ekonomi, terdapat dua aliran, yaitu aliran kardinal dan ordinal. Aliran kardinal menyatakan bahwa kepuasan dapat diukur secara kuantitatif, sedangkan aliran ordinal menyatakan bahwa kepuasan tidak dapat diukur secara kuantitatif.

Berdasarkan fungsi permintaan Marshallian dan Hicksian, kepuasan konsumen tersebut dapat di kuantifisir.

Berdasarkan pada contoh sederhana yang telah dikemukakan sebelumnya, jika menurut pendekatan Marshall :

q1* = Yo/2P1 dan q2*   = Yo/2P2

Maka kepuasan konsumen tersebut sebesar :

U* = q1.q2 = [Yo/2P1]. [Yo/2P2] = Y2/4 P1.P2

Dengan memasukan tingkat kepuasan tersebut terhadap fungsi permintaan komditi 1 dan komoditi 2 menurut pendekatan Hicks, maka besarnya komoditi 1 dan komoditi 2 yang dapat dibeli oleh konsumen dapat diaproksimasi sebagai berikut :

 q1* = ร–Uo.(P2/P1) = ร–(Y2/4P1.P2).(P2/P1) = ร–Y2/4P12; dan

q2* = ร–Uo.(P1/P2) = ร–(Y2/4P1.P2).(P1/P2) =  ร–Y2/4P22

Sekali lagi, jika pendapatan, harga komoditi 1 dan komoditi 2 ditetapkan secara eksogen, maka jumlah komoditi 1 dan komoditi 2 yang memberikan kepuasan optimal dapat ditentukan.

INDIFFERENCE CURVE

Dari kondisi perlu pada fungsi permintaan Marshallian dan Hicksian, maka kita ketahui bahwa fungsi kepuasan konsumen dapat berbentuk cekung maupun cembung terhadap titik origin. Bentuk-bentuk ini sangat tergantung dari kemiringan fungsi permintaan konsumen terhadap suatu komoditi.

Indifference cuve adalah sebuah kurva yang menggambarkan kombinasi-kombinasi pilihan konsumen akan beberapa komoditi yang memberikan kepuasan yang sama. Didasarkan pada turunan-turunan kedua, maka indifference curve dapat berbentuk cekung maupun cembung. Untuk memudahkan analisis diasumsikan indifference curve tersebut berbentuk cekung terhadap origin.

Pada gambar 1.a konsumen dapat memilih berapa banyaknya komoditi 1 dan komoditi 2. Di titik manapun kombinasi tersebut akan memberikan kepuasan yang sama.

Pada gambar 1.b digambarkan beberbagai tingkat kepuasan, dari IC1, IC2 dan IC3. Semakin tinggi IC maka akan memberikan kepuasan yang lebih tinggi pula, begitupun sebaliknya. Jadi pada IC1 dimana kombinasi komoditi 1 dan komoditi 2 berada pada titik A, akan dipilih oleh konsumen, karena pada titik ini jumlah komoditi yang dapat mereka konsumsi lebih besar dibandingkan dengan kombinasi-kombinasi yang berada pada IC2 dan IC3.

Gambar 1. Kurva Indifferen

Namun demikian tidak akan sembarangan konsumen memilih ketiga tingkat kepuasan tersebut, karena mereka dibatasi oleh anggaran atau pendapatan atau rencana pengeluaran yang mereka miliki. Batas anggaran tersebut telah dijelaskan sebelumnya di dalam asumsi-asumsi.

Pilihan optimal konsumen akan terjadi pada persinggungan kurva indifferen dengan garis anggaran. Pada persinggungan ini mengartikan bahwa konsumen dapat memuaskan keinginannya, jika dan hanya jika sesuai dengan pendapatan yang dimilikinya.

Secara grafis, pilihan konsumen yang optimal dituangkan dalam gambar 5.

Walaupun semakin tinggi IC akan memberikan kepuasan yang lebih tinggi, namun kenyataannya ada kendala yang membatasi pencapaian kepuasan maksimum. Kendala tersebut adalah pendapatan atau anggaran konsumen. Dalam gambar 5 kendala anggaran atau budget line merupakan garis lurus dengan kemiringan negatif antara Y/P1 dengan Y/P2. Dengan demikian kepuasan konsumen yang paling optimal berada pada titik A. Pada titik ini IC bersinggungan dengan budget line di titik A tersebut. Dimana pada tingkat keseimbangan ini komoditi 1 dan komoditi 2 yang dibeli masing-masing sebesar q1A dan q2A. Dengan kendala anggaran tersebut, sebenarnya tingkat kepuasan pada titik C juga memungkinkan. Hanya saja kepuasan pada titik tersebut tidak optimal. Jika konsumen berperilaku seperti itu, maka masih terdapat sisa pendapatan atau anggarannya yang ia simpan.

Sementara itu, tingkat kepuasan pada titik B tidak mungkin dicapai oleh konsumen ini. Karena tingkat kepuasan pada titik tersebut tidak terjangkau oleh besar pendapatannya. Hanya tindakan kriminal yang dapat mencapai tingkat kepuasan pada titik B. Perilaku ini tidak akan dipilih oleh konsumen kita, karena pertama, tindakannya akan merugikan produsen, dan kedua, konsumen kita akan berhadapan dengan lembaga hukum yang berlaku di negaranya (rechtstaat), kecuali di negara bukan hukum.






Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda