EKSPANSI FISKAL DAN KONTRAKSI MONETER DALAM PERMINTAAN AGGREGAT
EKSPANSI FISKAL DAN KONTRAKSI MONETER DALAM PERMINTAAN AGGREGAT
Ekspansi
fiskal dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu :
1.
Penurunan penerimaan pajak (tax); dan
2.
Kenaikan belanja pemerintah (government expenditure).
Penurunan
pajak berpengaruh secara langsung terhadap konsumsi yang pada gilirannya
berdampak pada perubahan pendapatan nasional, sedangkan perubahan dalam belanja
pemerintah akan berpengaruh secara langsung terhadap pendapatan nasional. Dalam
closed economy identitas pendapatan
nasional ditulis sebagai berikut :
Y = C + I + G
C = a + b (Y-T)
I = I (r)
G = Given
Sehingga
identitas pendapatan nasional menjadi,
Sedangkan kontraksi moneter dapat terjadi bila
:
1.
Bank Indonesia menjual obligasi
atau Sertifikat Bank Indonesia (SBI); dan
2.
Terjadi kenaikan harga ketika
tidak ada perubahan dalam penawaran uang.
Penjualan
obligasi atau SBI secara langsung menyebabkan penurunan jumlah uang beredar
(JUB)di masyarakat.
Dampak ekspansi fiskal dan kontraksi moneter
terhadap keseimbangan pasar uang dan pasar barang yang dicirikan dengan
koordinasi antara suku bunga dan pendapatan nasional tergantung pada proporsi
atau besarnya ekspansi fiskal dan kontraksi moneter tersebut.
Jika ekspansi fiskal sama dengan kontraksi moneter yang didorong oleh penurunan jumlah uang beredar (Ms) dengan asumsi tingkat harga tidak berubah
Ekspansi fiskal dengan meningkatkan belanja
pemerintah akan menyebabkan kenaikan planned
expenditure (PE). Kenaikan PE tersebut selanjutnya meningkatkan pendapatan
nasional (Y). Hal ini menyebabkan kurva Investment-Saving
(IS) atau pasar barang bergeser ke kanan atas. Jika ekspansi fiskal dilakukan
dengan cara menurunkan penerimaan pajak, maka secara langsung akan meningkatkan
pendapatan disposable (siap pakai).
Dimana kenaikan dalam pendapatan disposable
akan mendorong kenaikan konsumsi. Dalam pasar barang, kenaikan konsumsi akan
menggeser kurva IS ke kanan atas yang selanjutnya akan meningkatkan pendapatan
nasional. Kenaikan kurva IS sebagai akibat dari ekspansi moneter menyebabkan
kenaikan suku bunga yang diikuti dengan kenaikan pendapatan nasional.
Penurunan pendapatan nasional akibat kontraksi moneter dapat dikompensasi atau dikoreksi oleh kenaikan pendapatan nasional akibat ekspansi fiskal. Oleh karena itu pendapatan nasional tidak mengalami perubahan. Karena harga tidak mengalami perubahan, maka ekspansi fiskal dan kontraksi moneter tidak akan mengubah keseimbangan permintaan agregat (aggregate demand – AD).
Jika ekspansi fiskal lebih besar dari kontraksi moneter yang didorong oleh penurunan jumlah uang beredar (Ms) dengan asumsi tingkat harga tidak berubah
Ekspansi fiskal dengan meningkatkan belanja
pemerintah akan menyebabkan kenaikan planned
expenditure (PE). Kenaikan PE tersebut selanjutnya meningkatkan pendapatan
nasional (Y). Hal ini menyebabkan kurva Investment-Saving
(IS) atau pasar barang bergeser ke kanan atas. Jika ekspansi fiskal dilakukan
dengan cara menurunkan penerimaan pajak, maka secara langsung akan meningkatkan
pendapatan disposable (siap pakai).
Dimana kenaikan dalam pendapatan disposable
akan mendorong kenaikan konsumsi. Dalam pasar barang, kenaikan konsumsi akan
menggeser kurva IS ke kanan atas yang selanjutnya akan meningkatkan pendapatan
nasional. Kenaikan kurva IS sebagai akibat dari ekspansi moneter menyebabkan
kenaikan suku bunga yang diikuti dengan kenaikan pendapatan nasional.
Sementara itu kontraksi moneter menyebabkan
penawaran uang riil menurun, sehingga menyebabkan kurva liquidity of money (LM)
atau pasar uang bergeser ke kiri atas. Penurunan dalam pasar uang menyebabkan
kenaikan suku bunga yang selanjutnya menurunkan investasi. Dampak penurunan
investasi tersebut secara langsung akan menurunkan pendapatan nasional (Y).
Sehingga kontraksi moneter menyebabkan kenaikan suku bunga yang diikuti dengan
penurunan dalam pendapatan nasional.
Penurunan pendapatan nasional akibat kontraksi moneter yang lebih kecil daripada kenaikan pendapatan nasional yang didorong oleh ekspansi fiskal menyebabkan kenaikan dalam pendapatan nasional (Y). Pada saat harga tetap, maka kenaikan pendapatan nasional akan menggeser kurva permintaan agregat (aggregate demand-AD) ke kanan atas (dari AD1 ke AD2).
Jika ekspansi fiskal lebih kecil dari kontraksi moneter yang didorong oleh penurunan jumlah uang beredar (Ms) dengan asumsi tingkat harga tidak berubah
Ekspansi fiskal dengan meningkatkan belanja
pemerintah akan menyebabkan kenaikan planned
expenditure (PE). Kenaikan PE tersebut selanjutnya meningkatkan pendapatan
nasional (Y). Hal ini menyebabkan kurva Investment-Saving
(IS) atau pasar barang bergeser ke kanan atas. Jika ekspansi fiskal dilakukan
dengan cara menurunkan penerimaan pajak, maka secara langsung akan meningkatkan
pendapatan disposable (siap pakai).
Dimana kenaikan dalam pendapatan disposable
akan mendorong kenaikan konsumsi. Dalam pasar barang, kenaikan konsumsi akan
menggeser kurva IS ke kanan atas yang selanjutnya akan meningkatkan pendapatan
nasional. Kenaikan kurva IS sebagai akibat dari ekspansi moneter menyebabkan
kenaikan suku bunga yang diikuti dengan kenaikan pendapatan nasional.
Sementara itu kontraksi moneter menyebabkan
penawaran uang riil menurun, sehingga menyebabkan kurva liquidity of money (LM) atau pasar uang bergeser ke kiri atas.
Penurunan dalam pasar uang menyebabkan kenaikan suku bunga yang selanjutnya
menurunkan investasi. Dampak penurunan investasi tersebut secara langsung akan
menurunkan pendapatan nasional (Y). Sehingga kontraksi moneter menyebabkan
kenaikan suku bunga yang diikuti dengan penurunan dalam pendapatan nasional.
Penurunan pendapatan nasional akibat kontraksi moneter yang lebih besar daripada kenaikan pendapatan nasional yang didorong oleh ekspansi fiskal menyebabkan penurunan dalam pendapatan nasional (Y). Pada saat harga tetap, maka penurunan pendapatan nasional akan menggeser kurva permintaan agregat ke kiri bawah (dari AD1 ke AD2).
Jika ekspansi fiskal sama dengan kontraksi moneter yang didorong oleh penurunan harga dengan asumsi penawaran uang tidak berubah
Sementara itu kontraksi moneter yang di dorong
oleh kenaikan dalam harga dengan asumsi tidak ada perubahan dalam penawaran
uang (Ms) akan menyebabkan pergeseran kurva LM ke kiri atas. Pergeseran
ini menyebabkan kenaikan suku bunga yang akan direspon oleh penurunan investasi
yang selanjutnya menurunkan pendapatan nasional.
Penurunan pendapatan nasional akibat kontraksi moneter dapat dikompensasi atau dikoreksi oleh kenaikan pendapatan nasional akibat ekspansi fiskal. Oleh karena itu pendapatan nasional tidak mengalami perubahan. Namun demikian, karena kontraksi moneter tersebut disebabkan oleh kenaikan harga, maka kurva permintaan agregat (AD) akan bergeser ke kanan atas (dari AD1 ke AD2).
Jika ekspansi fiskal lebih besar dari kontraksi moneter yang didorong oleh penurunan harga dengan asumsi penawaran uang tidak berubah
Ekspansi fiskal dengan meningkatkan belanja
pemerintah akan menyebabkan kenaikan planned
expenditure (PE). Kenaikan PE tersebut selanjutnya meningkatkan pendapatan
nasional (Y). Hal ini menyebabkan kurva Investment-Saving
(IS) atau pasar barang bergeser ke kanan atas. Jika ekspansi fiskal dilakukan
dengan cara menurunkan penerimaan pajak, maka secara langsung akan meningkatkan
pendapatan disposable (siap pakai).
Dimana kenaikan dalam pendapatan disposable
akan mendorong kenaikan konsumsi. Dalam pasar barang, kenaikan konsumsi akan
menggeser kurva IS ke kanan atas yang selanjutnya akan meningkatkan pendapatan
nasional. Kenaikan kurva IS sebagai akibat dari ekspansi moneter menyebabkan
kenaikan suku bunga yang diikuti dengan kenaikan pendapatan nasional.
Sementara itu kontraksi moneter yang di dorong oleh kenaikan dalam harga dengan asumsi tidak ada perubahan dalam penawaran uang, akan menyebabkan pergeseran kurva LM ke kiri atas. Pergeseran ini menyebabkan kenaikan suku bunga yang akan direspon oleh penurunan investasi yang selanjutnya menurunkan pendapatan nasional.
Penurunan pendapatan nasional akibat kontraksi moneter lebih kecil daripada kenaikan pendapatan nasional sebagai akibat dari ekspansi fiskal menyebabkan kenaikan dalam pendapatan nasional. Dengan demikian kenaikan harga yang disertai dengan kenaikan dalam pendapatan menyebabkan pergeseran kurva permintaan agregat ke kanan atas (dari AD1 ke AD2).
Jika ekspansi fiskal lebih kecil dari kontraksi moneter yang didorong oleh penurunan harga dengan asumsi penawaran uang tidak berubah
Ekspansi fiskal dengan meningkatkan belanja
pemerintah akan menyebabkan kenaikan planned
expenditure (PE). Kenaikan PE tersebut selanjutnya meningkatkan pendapatan
nasional (Y). Hal ini menyebabkan kurva Investment-Saving
(IS) atau pasar barang bergeser ke kanan atas. Jika ekspansi fiskal dilakukan
dengan cara menurunkan penerimaan pajak, maka secara langsung akan meningkatkan
pendapatan disposable (siap pakai).
Dimana kenaikan dalam pendapatan disposable
akan mendorong kenaikan konsumsi. Dalam pasar barang, kenaikan konsumsi akan
menggeser kurva IS ke kanan atas yang selanjutnya akan meningkatkan pendapatan
nasional. Kenaikan kurva IS sebagai akibat dari ekspansi moneter menyebabkan
kenaikan suku bunga yang diikuti dengan kenaikan pendapatan nasional.
Sementara itu kontraksi moneter yang di dorong oleh kenaikan dalam harga dengan asumsi tidak ada perubahan dalam penawaran uang, akan menyebabkan pergeseran kurva LM ke kiri atas. Pergeseran ini menyebabkan kenaikan suku bunga yang akan direspon oleh penurunan investasi yang selanjutnya menurunkan pendapatan nasional.
Label: Makroekonomi
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda